Pengaruh Eksport dan Import Terhadap Harga Di Pasar
Abstrak
Didalam kehidupan
manusia yang tidak luput dari kebutuhan makanan ataupun minuman untuk
meneruskan hidupnya agar bisa bertahan lama. Tapi tidak hanya makan dan minum
saja yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup. Kebutuhan yang dibutuhkan
manusia masih sangat banyak misalnya, rumah, pakaian, hiburan dan masih banyak
lagi.
Ambilah contoh
eksport ataupun import bahan baku yang sering dipakai oleh masyarakat
Indonesia. Bahan baku yang di import dari luar negeri itu dapat mengakibatkan
tingginya biaya produksi. Barang yang di import pastinya akan mengurangi devisa
Negara, dan pada akhirnya barang yang di import tadi akan dibeli oleh konsumen
yang akan menggunakan barang tersebut sehingga konsumen akan membelinya dengan
harga yang relatif tinggi.
Di era yang
seperti ini perdagangan semakin bebas makin banyak penyelundupan. Masalah
alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan
Negara lain.Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan
pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu
topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu
dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah
ini merupakan topik makro.
Harga domestik
menunjukkan laju pertumbuhan dan fluktuasi lebih tinggi dibandingkan dengan
harga dunia. Namun selama periode krisis pangan global (tahun 2007-2008) harga
pangan domestik relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga dunia dengan
laju pertumbuhan yang lebih rendah pula. Respons masyarakat pedesaan dalam
kegiatan usahatani dan pola konsumsi dalam menghadapi peningkatan harga pangan
secara umum tidak berubah. Dalam frekuensi yang relatif kecil masyarakat
pedesaan menyikapi peningkatan harga pangan dengan menurunkan kualitas makanan
pokok serta menurunkan kualitas maupun kuantitas lauk pauk pauk.
Pengeluaran konsumsi rumahtangga untuk keperluan non pangan
meningkat lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran pangan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kegiatan menjual
barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli
barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan
menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara
kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar
negeri.
Kegiatan impor
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang
yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi
tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah
Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka
hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu
wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak
terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka
ragam, termasuk cara pembayarannya.
Kegiatan ekspor
impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar
mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap
Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim,
geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut
menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak langsung
membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara
dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia
perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap
negara tersebut.
1.2. Landasan
Teori
Banyak teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya perdagangan internasional ekspor dan
impor. Tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang hal tersebut adalah Adam Smith dan
David Ricardo. Teori yang dipaparkan oleh Adam Smith dikenal dengan istilah
Theory of Absolute Advantage atau bisa dibilang dengan Teori Keunggukan Mutlak.
Dalam teori ini disebutkan bahwa suatu Negara memiliki keunggulan mutlak dengan
syarat dapat memproduksi barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi Negara
lain.
Teori lainnya
dikemukakan oleh David Ricardo yaitu Theory of Comparative Advantage atau teori
keunggulan komparatif. Sedikit berbeda dengan teori Adam Smith, menurut teori
David keunggulan komparatif suatu Negara apabila Negara tersebut dapat
memproduksi barang dan jasa lebih murah dan lebih efisien dari Negara lain.
Misalnya, di Indonesia dengan Jepang sama-sama memproduksi komputer dan apabila
di Jepang lebih murah maka Jepang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan
dengan di Indonesia dalam memproduksi komputer. Untuk itu Indonesia lebih baik
mengimpor komputer dari Jepang.
Perdagangan
internasional terjadi karena :
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
Negara
- Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjual produk tersebut. Misalnya jepang yang banyak memproduksi mobil
sehingga jepang mengekspor juga ke indonesia.
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi. Contohnya Indonesia memproduksi gas
alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi
mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan
Jepang
- Adanya kesamaan selera
terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerja
sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di
dunia dapat hidup sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembahasan
Pasar adalah
salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan
infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk
item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar
dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan
setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada
setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan,
skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis
barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani
lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan
dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum
menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar
untuk obat-obatan terlarang.
Ekspor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah
tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor pada umumnya adalah tindakan memasukan barang
atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah ekspor
Ekonomi
internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun
pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat
bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir
setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya,
negara-negara berkembang sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan
dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan
internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif.
Dalam ilmu
ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan
pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran
barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua
pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini
merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model
tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar,
pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan
distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua
item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih
atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk
memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang.
Perkembangan
harga komoditi pangan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat
konsumen secara luas maupun tingkat kesejahteraan petani, mengingat sebagian besar
petani di Indonesia adalah net buyer of food. Oleh karena itu perkembangan
harga komoditi pangan dapat digunakan sebagai salah satu indikator parsial tentang
perkembangan kesejahteraan masyarakat dan petani. Peningkatan harga pangan
dalam dua tahun terakhir terasa sangat memberatkan masyarakat khususnya
masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Dimulai dengan melonjaknya harga
minyak goreng sejak dua tahun terakhir kemudian berturut-turut diikuti oleh
kenaikan harga beras, telur, daging ayam, terigu dan perkembangan terakhir
adalah kenaikan harga kedele. ‘Krisis pangan’, yang ditandai dengan
meningkatnya harga-harga pangan secara tajam dalam dua tahun terakhir bukan
hanya dialami oleh masyarakat Indonesia namun juga terjadi di negara-negara
lainnya. Daya beli masyarakat secara luas mengalami tekanan, meskipun di sisi
lain harga komoditas perkebunan yang juga meningkat di pasar internasional
memberikan keuntungan bagi petani pekebunan. Namun pergerakan harga-harga dunia
bergerak cepat. Krisis finansial global yang terjadi sejak dua bulan terakhir
(September 2008) yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan permintaan output
dunia, seolah-olah membalikkan harga, terutama harga komoditi
pertanian yang diperdagangkan di pasar dunia. Dampak yang paling
nyata bagi perekonomian Indonesia adalah menurunnya harga-harga ekspor
komoditas perkebunan dan hal ini akan berdampak negatif terhadap perolehan
devisa maupun kesejahteraan petani perkebunan. Sebagai negara dengan
perekonomian relatif terbuka, perkembangan harga komoditas pertanian di
Indonesia tidak terlepas dari perkembangan globalisasi perekonomian dunia,
sehingga menuntut sinkronisasi pergerakan harga dalam negeri dan di pasar
dunia.
Pengaruh
perdagangan internasional
Pengaruh
perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat
kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang
dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan
menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan
memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan
tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor.
Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan
kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan
oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah
turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif
akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya,
harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan
cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan
cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan
serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui
pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan
masyarakat.
Penghambat
perdagangan internasional ekspor dan impor
Hal yang dapat menghambatnya aktivitas perdagangan internasional
ekspor dan impor diantaranya adalah :
1. Situasi keamanan Negara
2. Regulasi pemerintah
3. Tidak stabilnya kurs mata uang Asing
Kondisi Ekspor di
Indonesia
Pengutamaan Ekspor
bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu,ekspor menjadi
perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri
promosi ekspor.Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar
negeri membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim.
Persaingan sangat tajam antar
berbagai produk. Selain harga,kualitas atau mutu barang menjadi faktor
penentu daya saing suatu produk. Adapun selama periode ini , ekspor dari
sepuluh golongan barang memberikan kontribusi 58,8 persen terhadap total ekspor
nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati,
bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet,
mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu
logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari
kayu, serta timah.
Peranan dan
perkembangan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor untuk periode
Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada Ekspor
produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan lainnya
masing-masing meningkat 34,65 persen, 21,04 persen, dan 21,57 persen.
Dilihat dari
kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi
ekspor produk industri adalah sebesar 64,13 persen, sedangkan kontribusi ekspor
produk pertanian adalah sebesar 3,31 persen, dan kontribusi ekspor produk
pertambangan adalah sebesar 10,46 persen, sementara kontribusi ekspor migas
adalah sebesar 22,10 persen.
Kendati secara
keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri
semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin
menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan
2,15 persen atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus 2008.
Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53 persen.
Kondisi Impor
Indonesia
Keadaan impor di
Indonesia tak selamanya dinilai bagus, sebab menurut golongan penggunaan
barang, peranan impor untuk barang konsumsi dan bahan baku/penolong selama
Oktober 2008 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-masing
dari 6,77 persen dan 75,65 persen menjadi 5,99 persen dan 74,89 persen.
Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari 17,58 persen menjadi 19,12
persen.
Sedangkan dilihat
dari peranannya terhadap total impor nonmigas Indonesia selama Januari-Oktober
2008, mesin per pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 17,99 persen,
diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 15,15 persen, besi dan baja sebesar
8,80 persen, kendaraan dan bagiannya sebesar 5,98 persen, bahan kimia organik
sebesar 5,54 persen, plastik dan barang dari plastik sebesar 4,16 persen, dan
barang dari besi dan baja sebesar 3,27 persen.
Selain itu, tiga
golongan barang berikut diimpor dengan peranan di bawah tiga persen yaitu pupuk
sebesar 2,43 persen, serealia sebesar 2,39 persen, dan kapas sebesar 1,98
persen. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 67,70 persen dari
total impor nonmigas dan 50,76 persen dari total impor keseluruhan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Perdagangan luar
negeri merupakan perdagangan yang kegiatannya benda diluar negeri. Dalam
konteks ini cara umum akan ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar
negeri dan secara spesifik dan dengan lebih terperici akan ditunjukkan
keuntungan yang akan diperoleh dari spesialisasi, yaitu apabila kegiatan
ekonomi Negara dikhususkan kepada memproduksi barang yang dapat bersaing di
pasaran luar negeri
Ekspor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara
legal dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan
untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya
ke negara lain. Ekspor barang secara besar
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima.
Impor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara
legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor pada umumnya adalah tindakan memasukan barang
atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah ekspor.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar